Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri

Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri

Belajar Adab dan Akhlak Islami dari Ulama Salaf
Ceramah Singkat: Jangan Pernah Lupakan Kebaikan dan Jasa Orang Lain
Materi 15 – Jihad Melawan Riya’

Berikut pembahasan Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri

الحمد لله وصلاة وسلام على رسول الله و بعد

Ketika kita sendirian, apa yang kita lakukan?

Sendiri itu adalah ujian buat kita, sendiri itu adalah sesuatu yang terkadang kita banyak tidak melakukan sesuatu yang baik.

Ketika kita sendiri, seringkali kita tergoda oleh setan untuk berbuat maksiat. Ketika kita sendiri, kita terkadang mempunyai pemikiran-pemikiran yang tidak-tidak. Sementara, Salafush Sholeh terdahulu mereka lebih takut kepada Allah disaat sendirian daripada ketika di hadapan orang.

Maka kewajiban kita agar kesendirian kita tidak berubah menjadi malapetaka, kita harus membekali hati kita dengan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala..

Kenapa?
Karena banyak orang yang bertakwa kepada Allah ketika terlihat orang banyak. Banyak orang yang dia meninggalkan kemaksiatan ketika dilihat orang lain. Tapi ketika dia sendirian, dia tidak peduli dengan batasan-batasan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tentunya kita tidak ingin masuk ke dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Dawud, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa kelak pada hari kiamat akan datang seorang laki-laki yang membawa pahala yang besar sebesar gunung-gunung Tihamah. Lalu kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menghancur leburkan pahala-pahala mereka. Lalu para Sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا

“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka mengambil malam sebagaimana kalian ambil, akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka berani untuk melanggar hal yang diharamkan Allah.” (Shahih. HR. Ibnu Majah).

Kita tidak ingin masuk dalam hadits tersebut yang mengakibatkan akhirnya amalan shalih kita, pahala-pahala kita digugurkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Saudaraku,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang yang takut kepada Allah disaat sendirian. Allah berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka disaat mereka sendirian, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Mulk[67]: 12).

Saudaraku, ketika seseorang lebih takut kepada Allah disaat ia di hadapan manusia, tapi ketika disaat sendirian ia tidak takut kepada Allah. Ini yang dikhawatirkan! Kenapa demikian? Yang dikhawatirkan adalah kalau ternyata ia wafat dalam keadaan kesendiriannya tersebut.

Makanya kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فِيْمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ، وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ

“Sesungguhnya seseorang mengamalkan amalan ahli Surga menurut apa yang tampak bagi manusia padahal ia termasuk ahli Neraka” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masya Allah, bayangkan dia beramal sholeh sebatas yang tampak kepada manusia kata Rasulullah, ternyata ia termasuk penduduk api neraka. Kita tidak ingin tentunya masuk di dalam hadis tersebut.

Perhatikan hadis tadi! Rasulullah mengatakan فِيْمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ (sebatas yang tampak kepada manusia). Dihadapan manusia dia kelihatan takut pada Allah, tapi ketika dia sendirian dia menjadi orang yang tidak takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Naudzubillah!.

Maka, kita yaa Akhi perlu untuk lebih takut kepada Allah disaat kita sendirian. Allah terkadang menguji kita disaat sendirian itu dengan maksiat di mata kita. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَيَبْلُوَنَّكُمُ اللَّهُ بِشَيْءٍ مِنَ الصَّيْدِ تَنَالُهُ أَيْدِيكُمْ وَرِمَاحُكُمْ لِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَخَافُهُ بِالْغَيْبِ

“Wahai orang-orang yang beriman, Allah akan menguji kamu dengan sedikit dari binatang buruan yang bisa kalian capai dengan tangan dan tombak-tombak kalian disaat kalian sedang berihram agar Allah tahu siapa yang takut kepada Allah di saat sendirian.” (Q.S. al-Maidah 94).

Lihat saudaraku, Allah menguji para Sahabat dengan binatang buruan yang sangat mudah untuk diambil oleh tangan-tangan mereka di saat berihram. Padahal disaat berihram haram hukumnya berburu.

Nah, saudaraku, kalau dahulu dizaman Sahabat Allah menguji mereka dengan binatang buruan yang mudah diambil lalu Allah mengatakan agar Allah tahu siapa yang takut kepada Allah disaat sendirian.

Kita pun demikian. Kita diuji oleh Allah dengan smartphone, diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan gadget. Disana kita bisa melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang ketika kita sendirian, tidak ada orang yang melihatnya, ternyata kita menjadi orang yang tidak takut kepada Allah, ternyata kita menjadi orang yang berani untuk melanggar batasan-batasan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita tidak ingin saudaraku, hal itu terjadi pada diri kita.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara mempertebal rasa takut kepada Allah dan muraqabah (selalu merasa bahwa kita diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala). Diri kita selalu diawasi oleh Allah Rabbul Izzati wal Jalaalah. Ingat, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui gerak-gerik kita. Allah berfirman :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Allah mengetahui mata yang berkhianat dan apa yang disembunyikan di dalam dada manusia.” (QS. Al Mu’min: 19)

Allah mengetahui disaat kita sedang sendirian. Dan ingat, Malaikat yang mencatat amal shalih kita pun telah mencatat amalan-amalan kita. Maka coba ketika kita sendirian hadirkan perasaan diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Disaat kita sendirian, coba kita ingat bagaimana kalau kita wafat disaat kita sendirian dan berbuat maksiat kepada Allah.

Naudzubillah, kita tidak ingin wafat dalam keadaan su’ul khotimah, saudaraku.

Maka saudaraku, bagaimana kita ketika sendirian? Di saat ketika kita sendirian lebih taqwa kepada Allah, berarti itu menunjukkan akan ketakwaan kita yang luar biasa. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan kesendirian kita untuk hal-hal yang yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wabillahi taufiq, subhanakaallah bihamdika. Ayshadu an Laailaha illanta, astaghfirullah waatuubu ilaik.

Video Sumber Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri

Catatan Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Beriman Dikala Sendiri

Materi ceramah singkat ini diambil dari video rekaman Rodja TV dengan judul asli Ceramah Singkat: Beriman Dikala Sendiri (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Lihat juga materi kultum singkat yang lain:

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0