Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas

Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas

Materi 12 – Bahaya Riya’
Materi 21 – Doa Terhindar Dari Riya’
Adab Berdoa

Berikut pembahasan Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas yang disampaikan oleh Ustadz Firanda Andirja Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Alhamdulillahi wa sholatu wa salamu ‘ala rasulillah

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling ikhlas. Semakin dia meningkatkan keikhlasannya maka semakin dia akan berbahagia. Bagaimana dia tidak berbahagia,  Allah سبحانه وتعالى mengetahui kebaikannya, Allah mengetahui amalannya dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah سبحانه وتعالى.

Seorang di atas muka bumi ini bahagia kalau dia bisa dikenal oleh orang yang mulia, dikenal oleh pejabat, apalagi dikenal oleh misalnya Bupati apalagi dikenal oleh Presiden misalnya, dia bahagia. Presiden mengenalnya. Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Robbul’alamin, pencipta dan penguasa alam semesta ini yang jika menghendaki sesuatu hanya mengatakan Kun Fayakun.

Orang yang ikhlas adalah orang yang paling bahagia. Suatu saat Rasulullah ﷺ pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu Ta’ala ’Anhu :

إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ القُرْآنَ

“Sesungguhnya Allah  سبحانه وتعالى memerintahkan aku untuk membacakan Al Quran kepadamu.”

Maka Ubay berkata :

هل سَمَّانِي لكَ ؟

“Ya Rasulullah… Apakah Allah menyebutkan namaku kepadamu?”

Kata Rasulullah ﷺ

اللَّهُ سَمَّاكَ لي

“Iya, Allah telah menyebut namamu di hadapanku.”

فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِ

“Maka Ubay bin Ka’ab menangis.” (HR. al-Bukhari 4959)

Kenapa menangis? Karena dia sangat gembira. Allah سبحانه وتعالى mengenalnya, Allah menyebut namanya. Orang yang ikhlas, dia tahu bahwasanya Allah mengetahui amal ibadahnya.  Meskipun mungkin orang lain tidak ada yang melihatnya, mungkin orang lain tidak mempedulikannya, mungkin orang lain merendahkannya, tapi dia tahu dan dia yakin bahwasanya kebaikan yang dilakukannya diketahui oleh Allah سبحانه وتعالى.

Oleh karena Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah dalam kitabnya Al Wasaailul Mufiidah lil Hayatis Sa’idah (kiat-kiat untuk meraih kebahagiaan), dia menyebutkan diantara hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan yaitu seseorang tatkala berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang lain tersebut, tetapi dia sedang bermuamalah kepada Allah سبحانه وتعالى .

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini dia sedang bermualah dengan Allah سبحانه وتعالى, Allah sedang melihat dia memberi sumbangan. Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu tapi muamalah dia dengan Allah سبحانه وتعالى .

Sehingga jika perkara demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allah سبحانه وتعالى, yang dia harapkan Allah mengetahui  siapa dirinya. Semakin dia ikhlas, semakin tidak ada orang mengetahui amalannya maka Allah akan semakin mengetahui dia, Allah akan semakin mengenalnya, Allah akan semakin mencintainya. Oleh karena itu dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak peduli dengan komentar orang lain. Dan syiarnya sebagaimana orang-orang yang bertaqwa, yang disebutkan dalam Al-Qur’an :

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا

Kami memberi makan kepada kalian karena mengharap keridhoan Allah, kami tidak butuh dari kalian (ucapan) terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (QS. Al-Insan:9)

Inilah orang yang ikhlas, orang yang paling bahagia. Adapun orang yang tidak ikhlas senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain. Bagaimana amalan dia, apakah dia dipuji, apakah dicela. Kalau orang ikhlas, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, yang penting dia baik dihadapan Allah  سبحانه وتعالى. Dia tahu bahwasanya pujian manusia tidak akan meninggikan derajatnya dan dia tahu bahwa celaan manusia pun tidak akan merendahkan derajatnya. Yang penting dia baik dihadapan Allah سبحانه وتعالى. Benar-benar konsentrasi dia bahwasanya dia bermuamalah dengan Allah  سبحانه وتعالى.

Karenanya, pemirsa yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, di antara 7 (tujuh) golongan yang akan Allah naungi pada hari kiamat kelak, ada dua orang yang ikhlas. Rasulullah ﷺ menyebutkan tentang ciri khusus mereka itu ikhlas, yang pertama kata Nabi ﷺ

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Seseorang yang berinfaq dengan tangan kanannya, kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dia bahagia tatkala dia tahu bahwasanya hanya Allah yang mengetahui amalan dia. Dia tidak pedulikan komentar orang lain, bahkan dia sengaja menyembunyikan amalannya agar yang mengetahui hanya Allah   سبحانه وتعالى . Dia tidak butuh pujian orang lain.

Yang kedua kata Nabi ﷺ di antaranya :

رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Seorang yang dia mengingat Allah kala sendirian maka kemudian kedua matanya mengalirkan air mata.” (Muttafaq ‘alaih)

Orang ini, dia bersendirian dan dia begitu merasa kelezatan tatkala mengingat Allah سبحانه وتعالى, tatkala merenungkan Allah سبحانه وتعالى, seakan-akan dia sedang berbicara langsung dengan Allah سبحانه وتعالى, sehingga dia pun menangis.  Meskipun tidak ada yang melihat dia, dia mengeluarkan air mata kebahagiaan. Kenapa? Karena Allah mengetahui tangisan dia. Allah mengetahui dia mengagungkan Allah سبحانه وتعالى.

Bahkan diantara tafsiran para ulama, demikian pula seorang yang tatkala dihadapan banyak orang, namun saking ikhlasnya dia, dia bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian. Kenapa? dia tidak mempedulikan komentar orang lain, sehingga dia tetap menangis meskipun di hadapan banyak orang. Kenapa? Dia yakin dia sedang bermuamalah dengan Allah سبحانه وتعالى. Sehingga meskipun di hadapan banyak orang dia tetap menangis karena mengagungkan keagungan Allah سبحانه وتعالى.

Para pemirsa yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى, Anda akan bahagia jika Anda mengikhlaskan amalan ibadah Anda hanya kepada Allah  سبحانه وتعالى. Adapun jika Anda kemudian sibuk dengan komentar orang lain, sibuk dengan pujian orang lain, atau sibuk dengan cercaan orang lain terhadap Anda, maka Anda tidak akan pernah bahagia. Karena tidak mungkin ada seorang pun yang akan dipuji oleh semua orang, tidak mungkin, mustahil, mustahil. Betapa pun baiknya Anda pasti ada yang memuji, dan pasti ada yang mencela. Kalau Allah سبحانه وتعالى Rabbul ‘Alamin, pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan makhluk ciptaanNya. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwasanya:

يَدُ اللَّـهِ مَغْلُولَةٌ

Tangan Allah terbelenggu”. (QS. Al-Maidah[5] :64)

Dalam firman Allah سبحانه وتعالى  yang lain, mereka mengatakan :

إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى miskin dan kamilah yang kaya.” (QS. Ali Imron[3]: 181)

Allah سبحانه وتعالى tidak selamat dari cercaan orang lain, cercaan makhlukNya.

Nabi ﷺ  yang memiliki akhlaq super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan Anda? Tentunya mengharapkan keridhaan seluruh manusia adalah sesuatu yang mustahil.

Sebagaimana perkataan Imam Syafi’i  Rahimahullah,

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ

Bahwasanya mencari keridhaan manusia adalah suatu hal yang mustahil/tujuan yang mustahil untuk diraih.”

Karenanya ikatkan hati Anda hanya kepada Allah سبحانه وتعالى. Yakinlah bahwasanya Anda sedang bermuamalah dengan Allah سبحانه وتعالى, maka Anda akan bahagia. Karena Allah yang akan bahagiakan Anda dan Anda tidak akan pedulikan komentar manusia.

Wallahu ta’ala a’lam bishowab.

 Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Video Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas

Diambil dari Yufid TV dengan judul asli Ceramah Singkat: Bahagianya Orang yang Ikhlas dan Kiat Ikhlas – Ustadz Firanda Andirja, M.A.

Lihat materi kultum singkat yang lainnya:

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0