Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat

Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat

Berikut pembahasan Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat yang disampaikan Ustadz Abu Zubair al-Hawary Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat

Saudara-saudari kaum Muslimin dan Muslimat yang semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala,

Hidup di dunia, seringkali kita melakukan perjalanan. Berkendara, berpindah dari satu kota ke kota lain. Mengarungi lautan, dari satu negeri berpindah ke negeri yang lain. Terbang di angkasa bersama pesawat menuju tempat-tempat yang kita cari.

Setiap kita melakukan perjalanan dalam kehidupan ini, selalu ada harapan di hati kita untuk kembali ke kampung halaman, berkumpul dengan keluarga, anak, istri, karib kerabat, sahabat dan handai taulan.

Pernahkah terpikir olehmu, wahai saudaraku? Setiap kita pasti akan menempuh sebuah perjalanan dan perjalanan itu tidak akan mungkin lagi kita kembali di dunia ini. Perjalanan yang sangat panjang tanpa ditemani dengan oleh anak, istri, orangtua dan sahabat dekat. Perjalanan yang sangat jauh dan tidak akan kembali lagi ke dunia, membawa bekal yang sedikit.

Perjalanan tersebut, wahai saudaraku, adalah perjalanan kematian, perjalanan menuju kampung akhirat dan itu sebuah kepastian.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan” (QS. Al-‘Ankabût:57)

Semua makhluk fana, tinggallah yang kekal dan abadi, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ

Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS. Ar-Rahman:26)

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Dan tetap kekal Dzat Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman:27)

Saat perjalanan panjang tersebut akan dimulai, manusia mulai menyadari bahwa dia akan menempuh perjalanan yang tidak mungkin lagi baginya untuk kembali. Ketika itu mereka berharap, berangan-angan. Tapi angan-angan sebatas angan-angan, harapan yang tidak akan terwujud.

Allah Tabaraka wa Ta’ala menceritakan kondisi orang-orang yang selama ini disibukkan oleh perjalanan dunia, lupa perjalanan yang jauh ini yaitu perjalanan menuju akhirat. Ketika perjalanannya akan dimulai menuju akhirat, apa kata Allah Tabaraka wa Ta’ala?

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ

“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia). (QS. Al-Mu’minun:99)

Untuk apa? Apakah dia berharap kembali berkumpul dengan anak istrinya? Apakah dia berharap kembali untuk menduduki jabatannya di dunia? Apakah dia berharap kembali agar bisa dikerumuni oleh pengikut-pengikutnya yang dianggapnya setia? Tidak!!

Dia berharap kembali ke dunia untuk bisa beramal shalih, sujud kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.

رَبِّ ارْجِعُونِ ﴿٩٩﴾ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ

“Wahai Rabbku, kembalikan aku agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.”

كَلَّا ۚ

Tidak mungkin itu” kata Allah Tabaraka wa Ta’ala.

إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا

Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja.”

Sekedar kata-kata, sekedar impian, itu tidak mungkin terwujud lagi!

وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٠٠﴾

di belakang mereka ada tabir sampai hari berbangkit.” (QS. Al-Mu’minun[23]: 100)

Mereka ingin kembali ke dunia untuk beribadah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, tetapi itu tidak mungkin lagi.

Dulu di dunia dia diberi kesempatan oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala untuk kembali dari kelalaian, kembali dari kelengahan, kembali dari kekufuran kepada keimanan, kembali dari kesesatan kepada jalan yang lurus, kembali dari kebatilan kepada kebenaran, kembali dari kelalaian kepada ketaatan.

Mereka telah diberi kesempatan tetapi dia tidak kunjung sadar, tidak kunjung bangun dari tidur panjangnya, kelalaian karena dunia. Akhirnya yang tinggal hanyalah penyesalan!

Wahai saudaraku..,

Perjalanan yang panjang ini diawali dengan kematian. Kemudian dilanjutkan di alam Barzah. Setelah itu dibangkitkan kelak di Yaumul Qiyamah, dikumpulkan di Yaumul Mahsyar. Dan kelak akan berakhir di surga atau neraka.

Beruntunglah orang-orang yang ketika di dunia berjuang menundukkan hawa nafsunya agar bisa tunduk dan patuh kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Beriman kepada Allah, beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, menempuh jalan yang lurus, beramal shalih, berpegang teguh hingga akhir hayatnya.

Merugi orang-orang yang dahulu kufur terhadap Allah Tabaraka wa Ta’ala, menjadikan tandingan-tandingan, menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala dengan makhluk-makhlukNya. Merugi orang-orang yang dahulu tidak menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagai suri tauladan, tidak mengikuti jalannya, menempuh jalan-jalan yang menyimpang dari jalannya.

Ketika itu orang-orang yang dzalim, orang-orang yang kafir, orang-orang yang sesat, orang-orang yang durhaka, mereka semua menggigit kedua tangannya.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya,”(QS. Al-Furqan[25]: 27)

Mereka bukan lagi menyesal menggigit satu jari, wahai saudaraku. Mereka menggigit dua tangan saking menyesalnya. Karena dahulu mereka tidak beriman dan tidak bertaqwa, tidak beramal shalih, tidak mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾

ketika itu mereka menyesal dan berkata, “Andai saja dahulu ketika di dunia aku menempuh jalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (QS. Al-Furqan[25]: 27)

Tetapi tinggallah itu hanya angan-angan, impian yang sirna. Ketika mereka dicampakkan ke dalam api neraka.

Mereka juga akhirnya menyesal telah mengikuti syaiton, telah mengikuti pemimpin-pemimpin yang sesat, telah mengikuti orang-orang yang menyimpangkan mereka dari jalan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Dan yang lebih parah lagi, apabila mereka dicampakkan ke dalam neraka oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala – semoga Allah menjauhkan kita darinya- maka mereka akan menangis sampai kering air matanya berganti dengan air mata darah menyesali perbuatannya.

Ingatlah wahai saudaraku!

Saya, Anda dan kita semua pasti akan menempuh perjalanan tersebut. Tapi kita tidak pernah tahu kapan dimulai perjalanan tersebut, bisa sekarang atau nanti.

Yang menjadi masalah, “Sudahkah kita memiliki bekal untuk menempuh perjalanan tersebut?”

Yang menjadi masalah, “Sudahkah kita mempersiapkan diri kita, bekal kita, untuk menempuh perjalanan tersebut yang diawali dengan kematian, kemudian menghadapi pertanyaan-pertanyaan malaikat di alam Barzah?”

Setelah itu, “Sudahkah kita memiliki bekal untuk menghadapi Yaumul Mahsyar yang begitu panjang mengerikan dan dahsyat di mana matahari didekatkan kepada kepala manusia?”

“Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah ketika kita ditegakkan dihadapanNya?” dipanggil Fulan bin Fulan, Fulanah binti Fulan, lalu dihadapkan kepada Allah semua anggota tubuh kita bersaksi.

Sudahkah kita mempersiapkan untuk hari itu? Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk melewati titian yang berakhir di surga atau bahkan –na’udzubillah– bisa jadi seorang itu tergelincir masuk ke dalam jurang neraka.

Mari wahai saudara saudaiku..!

Sebagaimana Anda jika akan mengadakan perjalanan di dunia. Selalu bersiap-siap, menyiapkan bekal, pakaian, apa saja yang rasanya Anda perlu pakai ketika di perjalanan. Itu adalah perjalanan fana, ini perjalanan yang kekal dan abadi. Tidak ada tempat di sana kecuali surga atau neraka.

Jika Anda beruntung –mudah-mudahan kita semuanya beruntung– maka kaki Anda akan menjejak surga. Jika salah seorang dari hamba tergelincir, maka dia akan masuk neraka.

Mudah-mudahan rahmat Allah Tabaraka wa Ta’ala menyertai setiap langkah kita. Mudah-mudahan Allah membimbing kita kepada jalan yang lurus, meneguhkan kita di atasnya, memberikan kita husnul khotimah serta keteguhan dalam kehidupan dunia maupun setelah mati.

Persiapkan dirimu wahai saudara-saudariku, persiapkan bekal untuk melanjutkan perjalanan ke kampung akhirat.

Video Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat

Kultum singkat ini diambil dari Yufid TV dengan judul asli Ceramah Singkat Menyentuh Hati: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat – Ustadz Abu Zubair al Hawary.

Komentar

WORDPRESS: 2
  • comment-avatar

    Assalamualaikum Izin copas

  • comment-avatar

    Subhanallah kajian ini menyentuh hati kami. Mantap. Terima kasih.

  • DISQUS: 0