Tolok Ukur Indahnya Islam

Tolok Ukur Indahnya Islam

Memilih Tempat Yang Paling Strategis
Ikatlah Ilmu dengan Tulisan
Ketika Doa Tidak Terkabul

Tulisan tentang “Tolok Ukur Indahnya Islam” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafizhahumullahu Ta’ala.

Sebelumnya: Mengatasi Penyakit Marah

Tolok Ukur Indahnya Islam

Para pendengar rahimakumullah,

Kita telah mendengar bagaimana adab-adab dan pengarahan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam serta bagaimana mengobati atau mengatasi penyakit marah ini. Yang ini semuanya menunjukkan akan bagaimana indahnya agama Islam ini. Agama Islam adalah agama yang penuh berkah yang datang dengan penuh kebaikan. Yang bisa menghilangkan problem-problem yang ada di masyarakat.

Ketahuilah bahwasanya agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ini bisa menghilangkan problematika yang ada di masyarakat. Contoh misalnya tadi penyakit marah.

Kita lihat bagaimana taujih (pengarahan) Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menghilangkan penyakit ini. Yang kita tahu penyakit ini bisa menimbulkan banyak permasalahan di dalam masyarakat.

Oleh karena itu yang menjadi patokan adalah agama ini sendiri. Seseorang kalau ingin melihat keindahan Islam maka lihatlah ajaran-ajaran Islam. Jangan melihat perbuatan sebagian kaum muslimin. Karena sebagian kaum muslimin tidak mengamalkan ajaran agamanya. Maka perbuatan sebagian muslimin yang mungkin penuh dengan kesalahan itu bukan merupakan tolok ukur. Yang menjadi tolok ukur/ timbangan adalah wasiat-wasiat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran dari agama Islam itu sendiri. Agama yang penuh berkah yang mendatangkan kebaikan, yang bisa menghilangkan atau mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat.

Berusaha dan Belajar

Para pendengar rahimakumullah,

Wajib bagi kita untuk memuji dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menjadikan kita sebagai orang-orang Islam, yang telah memberikan hidayah kepada kita sehingga kita memeluk agama yang sangat mulia ini. Dan wajib bagi kita untuk semangat melaksanakan adab-adab Islam serta melaksanakan wasiat-wasiat dan pengarahan-pengarahan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena pelaksanaan sunnah-sunnah dan wasiat-wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sebab untuk mendatangkan kebahagiaan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di rumah-rumah kita. Kebahagiaan di masyarakat kita. Bersama keluarga, istri, dan anak-anak kita. Oleh karena itu marilah kita berusaha untuk melaksanakan adab-adab Islam tersebut.

Sebelum kita menutup pengajian kita kali ini, Syaikh mengingatkan bahwasanya sebagian orang bisa jadi setelah mendengar pengajian ini, datang syaithan kepada dia. Kemudian membisikkan bisikan-bisikan untuk mengganggu dia. Syaithan mungkin mengatakan, “Semua yang Syaikh sampaikan itu benar, akan tetapi ini tidak cocok bagi kamu. Kamu itu memang sifatnya itu pemarah, tidak bisa berubah. Adapun pengajian ini untuk orang-orang yang sifatnya bisa dirubah. Kamu memang tabiatnya seperti itu, tidak bisa berubah. Maka hadits ini tidak cocok untuk kamu.”

Kata Syaikh, ingatlah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda,

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوقَهُ

Artinya: “Sesungguhnya ilmu didapatkan dengan belajar dan sesungguhnya hilm (kesabaran dan ketenangan) didapat dengan melatihnya. Barangsiapa berusaha untuk mendapat kebaikan, maka Allah akan memberikannya. Barangsiapa yang berusaha untuk menghindari keburukan, niscaya akan terhindar darinya.” (HR. Ath-Thabrani) [3]

Orang Yang Paling Rasulullah Cintai

Maka barang siapa yang berusaha menghindarkan dirinya dari rasa marah untuk bisa menyembuhkan penyakitnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikannya. Meskipun memang tabiatnya suka marah, tapi kalau dia berusaha untuk menghilangkan tabiatnya tersebut, menghilangkan rasa marahnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi taufik kepada dia.

Dan sebagai penutup, Syaikh mengingatkan akan sebuah hadits yang sangat agung di mana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku tempatnya pada hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya di antara kalian.” (HR At-Tirmidzi 2018) [4]

Kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan kepada kita akhlak yang mulia. Dan menjauhkan kita dari akhlak yang buruk. Sesungguhnya tidak ada yang memberikan petunjuk kepada kita untuk berakhlak mulia kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada Dzat yang bisa menjauhkan kita dari akhlak yang buruk kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

MP3 Tolok Ukur Indahnya Islam

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Tolok Ukur Indahnya Islam” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

 

Catatan:

[3] Sumber: https://muslimah.or.id/6755-hikayat-ketergesaan.html
[4] Sumber: https://firanda.com/1735-penjelasan-hadits-adab-akhlaq-bulughul-maram-2-keutamaan-akhlak-mulia.html

 

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: