Ceramah Singkat: Meraih Kesempurnaan Pahala Qurban

Ceramah Singkat: Meraih Kesempurnaan Pahala Qurban

Tulisan tentang “Meraih Kesempurnaan Pahala Qurban” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Nur Baits, ST., BA. Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Ceramah Singkat Tentang Meraih Kesempurnaan Pahala Qurban

Qurban itu untuk takwa. Dalam arti begini, pertimbangan terbesar dalam qurban itu bukan yang penting banyak daging, bukan yang penting banyak hasil, tapi yang penting mana yang lebih sesuai sunnah. Karena yang sampai kepada Allah bukanlah dagingnya, bukan darahnya, namun yang sampai kepada Allah adalah takwa kita. Karena itulah para ulama mengatakan bahwa memperhatikan maslahat ibadah qurban lebih didahulukan daripada maslahat pemanfaatan qurban, kecuali jika ada faktor yang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 37:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ

Yang sampai kepada Allah bukan dagingnya, bukan darahnya, namun yang sampai kepada Allah adalah takwa dari kalian.” (QS. Al-Hajj[22]: 37)

Salah satu contoh yang disebutkan oleh para ulama, “Mana yang lebih afdhal, saya quban di tempat saya tinggal ataukah saya qurban di kampung tapi tidak bisa menyaksikan? Sehingga bisanya cuma transfer duit, tolong nanti dibelikan hewan di sana lalu disembelih oleh takmir yang ada di sana tapi kita tidak pernah menyaksikan, tidak menyentuh sedikitpun, jangankan nompo (menerima) daging, lihat kambingnya saja tidak pernah.”

Maka mempertimbangkan dua hal ini, betul Anda punya pertimbangan, ketika qurban itu dikirim ke kampung yang nanti akan menerima daging adalah warga kampung yang barangkali jatah dagingnya sedikit, sehingga bertambah karena ada qurban Anda. Tapi kalau dari sisi pertimbangan sunnah, ada banyak sunnah yang Anda tinggalkan, di antaranya:

  1. Anda tidak bisa menyembelih sendiri atau tidak bisa melihat penyembelihan.
  2. Anda tidak bisa menikmati hewan qurban yang Anda miliki, padahal Allah perintahkan silakan dimakan sebagian disedekahkan sebagian. Berarti perintah untuk memakannya tidak bisa kita laksanakan.
  3. Kita tidak bisa mengagungkan nama Allah pada waktu proses penyembelihan karena kita tidak hadir di situ.

Dan masih banyak sunnah-sunnah lainnya yang tidak bisa kita laksanakan. Lain halnya kalau qurban itu kamu sembelih di kampung kamu sendiri, di tempat kamu tinggal, kamu bisa menyembelih sendiri, sehingga bisa berdoa sendiri. Kalau pun tidak minimal menyaksikan. Bisa nanti menikmati sebagian hewan qurbannya, karena bagian dari sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah beliau sarapan dengan hasil hewan qurban, termasuk memakan sebagian hasil qurban.

Ada banyak sunnah yang bisa kita kerjakan ketika qurban itu disembelih sendiri atau disembelih di tempat tinggal kita.

Terus kira-kira dari dua pertimbangan ini mana yang lebih dikedepankan? Perhatikan ayat ini, Allah dalam menilai qurban itu tidak melihat banyak daging dan bagaimana distribusinya, tapi yang Allah lihat adalah takwa yang kita punya.

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ

Yang sampai kepada Allah bukan dagingnya, bukan darahnya, namun yang sampai kepada Allah adalah takwa kalian.” (QS. Al-Hajj[22]: 37)

Video Ceramah Singkat

Sumber video: Yufid TV

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Meraih Kesempurnaan Pahala Qurban Idul Adha” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: