Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad

Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad

Berikut ini transkrip khutbah jumat tentang “Lima Keistimewaan Nabi Muhammad” yang disampaikan oleh Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., BA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad

Khutbah Jumat Pertama

Jamaah Jumat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Syukur alhamdulillah layak kita haturkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kemudahan yang Dia berikan untuk melaksanakan salah satu kewajiban yang Dia bebankan kepada setiap laki-laki muslim yang telah baligh tanpa udzur, yaitu melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Mendengarkan tausiyah dari khatib agar memiliki bekal ilmu untuk menjalani hidup dalam sepekan.

Sebab dengan mendengarkan Al-Qur’an dan sunnah, hati seorang mukmin akan menjadi lebih baik.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Az-Zariyat[51]: 55)

Permisalan Ilmu dan Hati

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memisalkan ilmu sebagaimana layaknya air hujan. Dan beliau memisalkan hati manusia sebagaimana layaknya tanah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا

Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan (”ghoits”) yang jatuh ke bumi” (HR. Muslim no. 6093)

Sehingga sebagaimana yang kita pahami bahwa tanah bisa menjadi subur karena sebab air, maka demikian pula hati manusia yang akan bisa menjadi hati yang baik, yang bisa memberikan manfaat bagi pemiliknya, jika ilmu sering menghujaninya.

Sebaliknya, ketika tanah itu tandus tidak pernah terkena air, maka tanah itu tidak bisa dimanfaatkan. Demikian pula hati seorang hamba. Ketika tidak pernah diajak untuk mendengarkan Al-Qur’an dan sunnah maka akan menjadi hati yang gersang.

Dan salah satu ilmu yang harus kita ketahui, para ulama mengistilahkannya dengan ilmu wajib. Di antara bentuk ilmu wajib adalah mengenal Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebab ini menjadi salah satu di antara pertanyaan ketika manusia dimasukkan di alam kubur.

Akan datang malaikat Munkar dan Nakir kemudian mereka akan bertanya tentang tiga hal. Para malaikat itu bertanya yang salah satunya adalah, “Siapakah orang yang diutus kepadamu?” Yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Karena itu bagian dari tanggung jawab setiap umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dia harus mengenali Nabinya dengan membaca sirahnya, sejarah perjuangan beliau dalam rangka untuk kita ikuti pada kehidupan sehari-hari.

Lima Keistimewaan Nabi Muhammad

Dan salah satu bagian yang para ulama pelajari adalah khashaish Rasul, keistimewaan-keistimewaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sampai mereka membuat beberapa karya secara khusus membahas khashaish Rasul.

Seperti karya yang Ibnul Mulaqqin tulis, Fii Nihayati Ash Shul Fii Khashaish Ar Rasul. Atau karya tulis Imam As Suyuthi, Al Khashaish Al Kubra. Karena mereka mempunyai perhatian untuk memberikan penjelasan kepada umat berkaitan dengan keistimewaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Dalam kesempatan kali ini, kami akan membacakan sebuah hadits dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan lima keistimewaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada beliau yang hal-hal tersebut tidak diberikan kepada Nabi-Nabi sebelum beliau.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي الغَنَائِمُ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari nabi-nabi sebelumku: (1) aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan; (2) bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; maka di mana saja seorang laki-laki dari umatku mendapati waktu salat, hendaklah ia salat; (3) dihalalkan harta rampasan untukku; (4) para nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia; dan (5) aku diberikan (hak) syafaat.” (HR. Bukhari no. 438)

1. Ar Ru’bu

Yang dimaksud dengan ar ru’bu adalah rasa takut yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sematkan kepada musuh-musuh beliau, selama waktu perjalanan satu bulan. Sebagian penjelasan menyebutkan bahwa di antara perjalanan jihad yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan ketika menyebarkan Islam, salah satunya adalah ke daerah Tabuk. Jarak Tabuk dengan Madinah kurang lebih lamanya satu bulan perjalanan.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyematkan rasa takut terhadap musuh-musuh beliau meskipun pasukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datangnya bulan depan. Sehingga satu bulan sebelum kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka sudah ketakutan.

Dan dengan pengaruh inilah bisa kita lihat dalam perjuangan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan bersama para sahabat itu sering mendapatkan kemenangan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong beliau dengan adanya ar ru’bu, rasa takut yang disematkan ke dalam hati para musuhnya.

2. Bumi Sebagai Masjid

Kemudian yang kedua, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا،

“bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; maka di mana saja seorang laki-laki dari umatku mendapati waktu salat, hendaklah ia salat;”

Maksudnya adalah semua permukaan di muka bumi ini bisa dijadikan sebagai masjid kecuali tempat yang dilarang untuk shalat. Di antara tempat terlarang untuk shalat adalah toilet, tempat sampah, maupun tempat-tempat kotor yang lainnya.

Sehingga orang-orang bisa shalat di sawah, ladang, dan tempat sejenis lainnya yang mana syariat tersebut tidak berlaku pada syariat Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka tidak boleh melaksanakan ibadah kecuali di tempat ibadah mereka.

Hal ini adalah bagian dari kekhususan bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka diizinkan untuk melaksanakan shalat di tempat-tempat selain masjid ketika sudah masuk waktu shalat. Meskipun bagi laki-laki ditekankan agar melaksanakan shalat lima waktu berjamaah di masjid.

Kemudian bumi juga dijadikan sebagai thahuur, alat untuk bersuci. Alias bisa digunakan untuk bertayamum. Karena syariat tayamum tidak pernah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

3. Halalnya Ghanimah

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan,

وَأُحِلَّتْ لِي الغَنَائِمُ،

“dihalalkan harta rampasan untukku;”

Ghanimah artinya adalah harta rampasan perang. Ketika masyarakat berhasil menaklukan negara lain, maka kekayaan negara tersebut akan dimiliki oleh mereka yang berhasil memenangkannya. Aturan ini adalah aturan umum dalam peperangan. Demikian pula yang Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan bagi kaum muslimin.

Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dihalalkan untuk menerima  dan membawa ghanimah. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan jatah satu perlima dari ghanimah untuk beliau.

Ghanimah ini menjadi salah satu sumber pendapatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang lain,

و جعل رزقي تحت ظل رمحي

“Dan rizkiku dijadikan (oleh Allah) di bawah bayang-bayang tombakku.”

Artinya sumber pendapatan beliau di antaranya adalah yang berasal dari ghanimah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sediakan.

Demikian sebagai khutbah yang pertama. Semoga bisa memberikan kita keimanan untuk semakin yakin dengan risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan juga menambah rasa cinta kita kepada beliau.

Khutbah Jumat Kedua

Jamaah Jumat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

4. Asy Syafaat Al Uzhma’

Keistimewaan beliau yang keempat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

“aku diberikan (hak) syafaat.

Maksud dari syafaat di sini adalah syafaat al uzhma’, yang terbesar yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika manusia berada di padang Mahsyar. Di saat mereka kepanasan, mereka mencari para Nabi agar para Nabi itu segera berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melaksanakan hisab.

Mereka datang kepada Nabi Adam ‘alaihissalaam, namun beliau menolak. Kemudian mereka datang kepada Nabi Nuh ‘alaihissalaam, dan beliau pun menolak. Lalu mereka datang kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam, beliau menolak. Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalaam, dan beliau pun menolak.

Kemudian mereka datang kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam dan beliau mengarahkan mereka kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ketika mereka datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka menyampaikan keluhan yang manusia alami saat itu. Lalu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

فَأَنْطَلِقُ، فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ، فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي، ثُمَّ يَفْتَحُ اللهُ عَلَيَّ وَيُلْهِمُنِي مِنْ مَحَامِدِهِ، وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا لَمْ يَفْتَحْهُ لِأَحَدٍ قَبْلِي، ثُمَّ يُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ، ارْفَعْ رَأْسَكَ، سَلْ تُعْطَهْ، اشْفَعْ تُشَفَّعْ

“Lalu aku pergi dan datang di bawah ‘Arsy, lalu aku bersujud kepada Rabbku kemudian Allah memberiku ilmu cara memuji Allah dengan sanjungan dan pujian-pujian  yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku. Kemudian diseru kepadaku, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepalamu (bangunlah), mintalah pasti diberi, dan mintalah syafaat pasti dikabulkan syafaatnya”.” (HR. Muslim No. 164)[3]

Sehingga manusia ketika di Padang Mahsyar, terhenti suasana seperti itu (kepanasan) setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar segera melaksanakan hisab.

Itulah doa yang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam miliki yang para ulama sebut dengan asy syafa’at al ‘uzhma. Di mana para Nabi yang lain tidak sanggup, namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lah yang melaksanakannya.

5. Rahmatan Lil Alamin

Keistimewaan yang terakhir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً،

“para nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia;”

Bagian dari keistimewaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah rahmatan lil ‘alamin, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya[21]: 107)

Dan status sebagai rahmatan lil ‘alamin adalah syariat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena itu para ulama menyebut syariat beliau يصلح لكل زمان ومكان, selalu relevan di sepanjang zaman dan tempat.

Islam Bukan Budaya Arab

Sehingga tidak ada istilah Islam adalah budaya Arab. Islam adalah ajaran kita semua. Masyarakat Arab sudah memiliki budaya sebelum Islam datang dan budaya tersebut Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam luruskan dengan syariat yang beliau bawa.

Dahulu wanita masyarakat Arab tidak berjilbab. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan syariat yang mewajibkan para wanita berjilbab. Dahulu mereka membuka aurat. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada mereka untuk menutup aurat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa berpakaian menutup aurat adalah syariat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan. Bukan tradisi dan budaya masyarakat Arab. Karena sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab itu mereka membuka aurat bahkan telanjang ketika thawaf.

Karena itu, sebagaimana syariat ini kita tegakkan atau laksanakan di kota suci Makkah dan Madinah, maka syariat ini juga layak untuk kita laksanakan di bumi manapun. Sebab Tuhan yang kita sembah di Mekkah sama dengan Tuhan yang kita sembah di Indonesia maupun di belahan bumi manapun.

Sehingga kita laksanakan syariat yang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi waa Sallamj ajarkan. Baik yang berhubungan dengan pribadi kita maupun interaksi kita dengan masyarakat di manapun kita berada.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang selalu istiqamah dalam menjadi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Memperjuangkan syariat beliau sesuai dengan kemampuan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita.

Video Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad

Video: ANB Channel

Mari turut menyebarkan link download kajian “Lima Keistimewaan Nabi Muhammad” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

 

Sumber:
[1] https://muslim.or.id/29077-ilmu-agama-ibarat-air-hujan-yang-jatuh-ke-bumi.html
[2] https://muslim.or.id/75347-keistimewaan-rasulullah-muhammad-bag-2.html
[3] https://bekalislam.firanda.com/4952-asy-syafaat-al-udzma-syafaat-nabi-muhammad-iman-kepada-hari-akhir-16.html#_ftn6

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0