Khutbah Jumat: Menjadi Prajurit Allah

Khutbah Jumat: Menjadi Prajurit Allah

Khutbah Jumat Tentang Teman Setia
Khutbah Jumat Bulan Rajab Adalah Bulan Yang Agung
Khutbah Jumat: Mungkin Kita Munafik?

Khutbah Jum’at tentang “Menjadi Prajurit Allah” yang disampaikan Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Pertama : Menjadi Prajurit Allah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، وحبيبه وخليله، صلوات ربي وسلامه وبركاته عليه، وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

اما بعد

فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله

Wahai hamba-hamba Allah, ingat, apapun jabatan kita, dimanapun tempat kita, sebanyak apapun harta kita, pangkat kita tidak pernah naik, kita tetep hamba Allah ‘Azza wa Jalla. Maka wahai hamba-hamba Allah, aku wasiatkan kepada diriku sendiri dan dan kepada semua yang hadir di tempati untuk bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Apa itu takwa? Yaitu mengikuti aturan, selesai. Tapi kebanyakan kita tidak tahu dengan aturan Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga bagaimana kita akan sampai tingkatan takwa kalau takwa itu mengikuti aturan sedangkan aturannya kita tidak tahu?

فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون

Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang sukses.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman…”

Panggilan ini bukan dari komandan, panggilan ini bukan dari atasan, tapi panggilan ini dari pencipta langit dan bumi ini, Allah Jalla Jalaluhu. Dia memanggil:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa,” bukan hanya ucapan di lisan, bukan hanya penampilan di tubuhnya, tapi dengan sebenar-benarnya takwa.

Kita bersyukur kepada Allah karena lahir Islam, itu karunia yang besar dari Allah ‘Azza wa Jalla. Kebanyakan kita Islam-nya keturunan. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah. Tapi pesan Allah: “Jangan mati kecuali dalam kondisi Islam.” Artinya mati dalam kondisi Islam perlu perjuangan.

Apakah semua anggota TNI akan mati TNI? Jawabnya belum tentu. Ada yang dipecat dengan tidak terhormat. Artinya, kalau mati dalam kondisi TNI itu sebuah kehormatan maka kita akan menjaganya, jangan sampai kita mencoreng nama TNI.

Bagaimana dengan Islam kita? Jangan mati kecuali dalam kondisi Islam.

Jama’ah Rahimakumullah..

Ramadhan telah berlalu. Hampir 10 hari kita meninggalkan Ramadhan, bulannya orang-orang bertakwa, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang penuh dengan rahmat, bulan dimana pintu-pintu surga dibuka, dimana pintu-pintu neraka ditutup, dimana setan-setan dibelenggu, itu sudah pergi.

Bagaimana kita tidak bersedih? Di bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dari umur kita semuanya. Yang kata Allah Jalla Jalaluhu:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan lebih baik dari 1.000 bulan.”

Lebih baik, bukan sama. 1.000 bulan itu 83 tahun plus 4 bulan. Siapa yang menjadi tentara sampai umur 80 tahun? Tidak ada. Mungkin 60 pensiun. Kita beramal satu malam lebih baik dari umur kita semuanya.

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Siapa yang tidak mendapatkan malam itu, maka dia adalah orang yang terhalang dari kebaiakan.” (HR. An-Nasa’i)

Kalau seorang prajurit tidak bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar keterlaluan. Dia bisa bertugas di Papua berbulan-bulan di sana, meninggalkan keluarganya, mempertahankan negeri ini, dia mampu melakukan itu. Masa 10 hari di akhir Ramadhan, tempat Lailatul Qadar, kita tidak mendapatkannya?

Apa yang Antum kerjakan ketika itu? Kalau 10 hari engkau tidak bisa bertahan mencari Lailatul Qadar, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam i’tikaf di masjid 10 hari, dia tinggalkan rumahnya. Hanya 10 hari, bukan seperti prajurit yang berbulan-bulan meninggalkan kampung halamannya. Tapi banyak di antara kita tidak mendapatkan Lailatul Qadar.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah naik mimbar di Masjid Nabawi. Lalu beliau mengatakan: “Aamiin, Aamiin, Aamiin..” Tiga kali beliau mengatakan Aamiin. Selesai khutbah beliau ditanya oleh para sahabat, “Kenapa engkau mengatakan Aamiin tiga kali tadi?”

“Jibril datang kepadaku, dia mengatakan: ‘Celaka/sengsara/merugi orang yang hidup mendapati kedua orangtuanya sudah sepuh tapi ternyata orangtuanya tidak bisa memasukkan dia ke surga.'”

Pintu surga yang paling indah, pintu surga yang paling mudah, yaitu pintu berbakti kepada orang tua. Kalau ternyata kita tidak bisa masuk surga lewat pintu orang tua kita, mau lewat pintu yang mana kita masuk surga? Maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Aamiin.”

Yang kedua, “Celaka/sengsara, dia hidup di bulan Ramadhan, Allah berikan umur untuknya untuk hidup di bulan Ramadhan dalam kondisi sehat dan bugar, tapi ketika selesai Ramadhan dosa-dosanya tidak diampuni.”

Sebulan penuh setannya dibelenggu, nerakanya dikunci, tapi orang ini tidak diampuni dosa-dosanya. Apa saja yang dilakukan selama bulan Ramadhan?

Allah sudah kondisikan kita. Penggoda-penggoda itu dibelenggu, pintu surga dibuka, penyeru kebaikan terus tiap malam mengatakan:

يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ

“Hai orang yang ingin kebaikan, saatnya engkau berbuat baik.”

وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Hai orang yang bandel, cukup, berhetilah.”

Sampai di bulan yang nerakanya ditutup engkau memaksa untuk masuk neraka? Yang setannya dibelenggu engkau berubah menjadi setan? Memalukan, jama’ah.

Maka kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Aamiin,” semoga orang itu masuk neraka. Yang hidup di bulan Ramadahan tapi tidak diampuni dosa-dosanya. Yang lain pergi ke masjid, yang lain pada berpuasa, menjaga nafsunya, orang ini justru mengikuti nafsunya.

Yang ketiga: “Celaka seseorang yang namaku disebutkan di sisinya dia tidak bershalawat kepadaku.”

اللهم صلِّ على محمد

Jama’ah Rahimakumullah..

Apa yang harus kita lakukan? Selesai Ramadhan apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah kita harus tetap berbuat baik. Karena penghuni surga itu berbuat baiknya bukan musiman. Kalau kita lihat seorang prajurit tiap hari latihan, terus latihan lagi. Sampai kapan latihan? Yaitu sampai mati.

Seorang prajurit harus selalu siap berjuang. Tidak ada istilah santai. Allah mengatakan:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ

Kalau engkau sudah selesai dari satu kegiatan, isi dengan kegiatan lain.” (QS. Al-Insyirah[94]: 7)

Maka di bulan Syawal ini, nilai-nilai Ramadhan yang sudah kita dapatkan, maka tolong dijaga. Ini untuk orang yang puasa. Adapun yang tidak berpuasa, bertaubat keapda Allah. Yang kemarin berbuat dosa di bulan Ramadhan, bertaubat kepada Allah. Seharusnya malu ketika mendapatkan ucapan “Selamat Idul Fitri.”

Apa artinya “Selamat Idul Fitri”? Yaitu selamat berbuka kembali. Ketika seseorang tidak berpuasa, kenapa engkau katakan selamat berbuka? Kalau engkau mendapatkan ucapan selamat idul fitri, sepertinya aku tidak pantas mendapatkan ucapan itu karena aku tidak berpuasa. Na’udzubillahi min dzalik.

Maka yang tidak berpuasa kemarin bertaubat. Apalagi yang dikirim ke Papua. Yang kita tahu di sana banyak yang pulang tinggal nama. Sayang kalau ternyata antum pulang tinggal nama sementara amalannya tidak cukup dan dosanya banyak.

Maka siapkan diri kita, banyak-banyak istighfar. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu dosanya sudah diampuni yang dulu dan yang akan datang. Bagaimana beliau shalat malam sampai bengkak kakinya. Pernahkah seorang prajurit kakinya bengkak karena shalat? Mungkin karena latihan, iya. Tapi kalau karena beribadah kepada Allah?

Bilal bin Rabah tatkala melihat Nabi menangis sampai-sampai membasahi pasir yang di depan beliau, Bilal berkata:

“Wahai Rasulullah, kenapa sampai seperti ini engkau beribadah? Padahal engkau sudah diampuni baik yang lalu dan yang akan datang?”

Jawab beliau satu:

أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟

“Apa tidak pantas aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i)

Yang baik terus dijaga kebaikannya. Yang berbuat dosa bertaubat. Nabi kita Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam sekali duduk beliau beristighfar 100 kali. Kita berapa kali beristighfar? Seharusnya lebih dari itu karena kita berlumuran dosa.

Setelah istighfar, perbaiki amalan, perbanyak puasa. Di bulan Syawal ada puasa 6 hari. Subhanallah, Allah itu Maha Baik. Kata beliau ‘Alaihish Shalatu was Salam:

مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, lalu diikuti 6 hari di bulan Syawal, seakan-akan dia puasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Siapa yang memberi pahala seperti itu? Kalau kita menjaga Ramadhan, 6 hari Syawal, tahun depan seperti itu, sepanjang hidup kita jaga 6 hari dibulan Syawal + Ramadhan, seakan-akan seumur hidup kita berpuasa. Allah berikan pahala itu. Siapa yang tertarik?

Banyak yang tidak tertarik dengan pahala tapi tertarik dengan uang dan harta. Dia mengejar uang, dia mengejar tahta, dia mengejar apa saja dalam kehidupan di dunia ini, tapi pahala? Hal ini karena kita kurang beriman, kita tidak yakin.

Maka saudaraku, perbanyak istighfar, perbanyak amal shalih, perbanyak puasa sunnah, baca Qur’an-nya jangan ditinggal, jangan dipikir selesai, Qur’an hanya untuk bulan Ramadhan, jangan berfikir tadarus itu hanya di bulan Ramadhan. Tapi sepanjang tahun itu muslim itu tadarus Al-Qur’an.

Baca Al-Qur’an-nya. Hanya dibulan kemarin kita tambah volumenya.

اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم، ولسائر للمؤمنين والمؤمنات، فاستغفروه، انه هو الغفور الرحيم

Khutbah kedua Tentang Menjadi Prajurit Allah

الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على النبى المصطفى سيدنا ومولانا وشفيعنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

اما بعد

Ahibbati fillah..

Kalau seorang manusia dari sejak lahir sampai mati dia beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, pada hari kiamat kelak dia akan melihat ternyata sedikit amalan dia selama ini. Padahal sejak lahir sampai mati. Maka jangan ada yang merasa sudah banyak amal. Kalau bukan karena karunia Allah, tidak ada yang datang ke masjid hari ini. Bukan karena semangat kita, tapi karena karunia Allah, sehingga seorang muslim hendaklah terus belajar.

Tubuh kita ini ada yang namanya unsur tanah, makan setiap hari, olahraga setiap hari, latihan setiap hari, itu untuk badan kita. Tapi untuk hati kita, maka hendaklah kita belajar, kita mengkaji aturan-aturan Allah ‘Azza wa Jalla. Dan tidak sulit, tidak perlu belajar ke luar negeri, tidak harus meninggalkan rumah. Allah sudah turunkan Al-Qur’anul Karim yang sekarang di setiap handphone ada. Baca Al-Qur’an itu dengan arti dan tafsirnya. Karena kita tidak tahu bahasa Arab. Bahkan orang Arab pun membaca tafsirnya. Agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa dan selesai Ramadhan ini kita semakin tahu dengan apa yang Allah inginkan dari hamba-Nya.

Hari ini hari jum’at. Ana masih sedih sebenarnya, ketika melihat di masjid ini adzan dikumandangkan namun masih ada yang telat. Kalau apel tidak pernah telat. Kenapa? Apakah panggilan muadzin mengatakan “Hayya ‘Alash Shalah” itu lebih rendah dari panggilan komandan kita? Apakah hadir di rumah Allah itu lebih ringan daripada hadir di lapangan sana? Atau kita memang kurang menghargai panggilan Allah ‘Azza wa Jalla? Kita kurang memakmurkan.

Bayangan Ana datang ke sini kepada orang-orang yang disiplin, dan muslim itu diajarkan disiplin dari sejak umur 7 tahun. Waktunya shalat dia shalat, ada waktu yang ditetapkan. Ramadhan kita diajarkan disiplin. Adzan dikumandangkan pertanda imsak maka harus berhenti jangan makan. Ketika itu kita taat, tapi kenapa selesai Ramadhan kita menjadi seperti ini.

Maka tolong jaga rumah Allah. Hari jum’at ketika adzan pertama kita sudah bergerak ke sini, kita penuhi rumah Allah ‘Azza wa Jalla, kita mencari berkah, kita mencari hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan hari jum’at adalah harinya bershalawat kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Tolong perbanyak shalawat kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صل وسلم وزد وبارك وانعم على سيدنا ومولانا محمد

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الاحياء منهم والاموات، انك سميع قريب مجيب الدعوات

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

اللهم منزل الكتاب مجري السحاب هازم الاحزاب اهزم اعداءك اعداء الدين يا رب العالمين

اللهم أصلح ولي أمرنا وولاة أمور المسلمين، اللّهم وفّقهم لطاعتك يا رب العالمين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

و سبحان ربك رب العزه عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Video Khutbah Jum’at : Menjadi Prajurit Allah

Sumber video: SRB Official – Menjadi Prajurit Allah

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0