Penjelasan Ilmu Yang Bermanfaat

Penjelasan Ilmu Yang Bermanfaat

Tulisan tentang “Penjelasan Ilmu Yang Bermanfaat” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafizhahumullahu Ta’ala.

Sebelumnya: Doa Setelah Shalat Subuh

Penjelasan Ilmu yang bermanfaat

Menit ke-31:35 Syaikh bertanya dan dia akan menjawab pertanyaan tersebut. Coba renungkan kenapa kalau kita perhatikan doa ini, “Ya Allah berikanlah aku ilmu yang bermanfaat, berikanlah aku rezeki yang baik, berikanlah aku amalan yang diterima.” Di permintaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang pertama adalah ilmu yang bermanfaat, kenapa bukan rezeki yang baik atau amalan yang diterima dahulu?

Menit ke-32:30 Tidak diragukan lagi bahwasanya tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Doa ini mendahulukan ilmu yang bermanfaat, ini merupakan dalil bawahnya segala sesuatu harus dimulai dengan ilmu. Sebelum perkataan dan perbuatan harus dimulai dengan ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ…

“Ketahuilah (berilmulah kalian) bahwasanya tidak ada Dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Muhammad[47]: 19)

Jadi sebelum berkata dan berbuat maka didahulukan dengan ilmu.

Menit ke-34:02 Dan hikmah dari didahulukannya ilmu pada doa ini sebelum amal dan rezeki, yaitu karena dengan ilmu yang bermanfaat seorang bisa membedakan mana rezeki yang halal dan yang haram, mana rezeki yang baik dan tidak baik. Demikian juga dengan ilmu yang bermanfaat maka seorang bisa membedakan mana amal yang baik dan mana amal yang tidak baik. Semuanya bisa diketahui dengan amal yang bermanfaat.

Kalau seorang tidak berilmu, bagaimana dia akan bisa membedakan rezeki yang baik dan rezeki yang haram, bagaimana bisa membedakan amal yang sunnah dan amal yang bid’ah?

Oleh karena itu ilmu merupakan dasar dari segala sesuatu. Ilmu adalah cahaya yang menunjukkan kepada kita jalan yang benar, yang menunjukkan kepada kita mana yang sunnah dan mana yang bid’ah, mana yang merupakan kebenaran dan mana yang merupakan kesesatan.

Menit ke-35:31 Barangsiapa yang tidak memiliki ilmu, maka akan rancu bagi dia segala perkara. Dia tidak bisa mengetahui mana amal yang benar dan mana amal yang tidak benar. Bisa jadi dia melakukan amalan-amalan yang bid’ah dan mungkar dan dia menyangka bahwasanya amalan-amalan tersebut baik. Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam bid’ah dan merasa mereka berada di atas kebaikan. Hal ini karena mereka tidak memiliki ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan hal ini:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ‎﴿١٠٣﴾‏ الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ‎﴿١٠٤﴾

“Katakanlah: ‘Maukah Aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang paling merugi amalannya? Yang mereka sesat dalam kehidupan dunia, padahal mereka merasa bahwasanya mereka sangat berada di atas kebaikan.'” (QS. Al-Kahfi[18]: 103-104)

Inilah orang-orang yang tidak memiliki ilmu, tenggelam di atas kemungkaran, tenggelam di atas bid’ah, sementara dia merasa berada di atas kebenaran.

Demikian juga bisa jadi seorang bekerja kemudian dia mendapatkan harta, dia menyangka harta tersebut harta yang baik/halal. Ternyata pada hakekatnya menurut syariat harta tersebut adalah harta yang haram, yang tidak dibenarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menit ke-37:20 Bisa jadi juga setan datang kepadanya kemudian mebisikan kepada dia, merayu dia, menipu dia, yaitu untuk agar dia bisa terjerumus dalam perkara riba, terjerumus dalam mencuri harta orang lain. Setan membuat dia seakan-akan hal itu diperbolehkan. Namanya setan dengan berbagai macam jurusnya dia bisa menggambarkan kepada seorang sehingga yang tadinya perkaranya itu jelas haram bisa jadi halal di benak seseorang. Setan membiusnya sehingga dia pun terjerumus dalam perkara yang riba dan perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menit ke-38:33 Oleh karena itu sangat banyak dalil dalam Al-Qur’an maupun sunnah yang menunjukkan akan keutamaan menuntut ilmu. Dan cukup merupakan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan bahwasanya seorang hamba telah diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala jika dia kemudian menuntut ilmu.

Seseorang jika hatinya dibuat cinta oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menuntut ilmu, maka itu merupakan tanda bahwasanya Allah ingin bagi dia kebaikan. Sebagaimana dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki pada dirinya kebaikan, maka Allah akan buat dia faqih tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mafhum mukhalafahnya (kebalikannya) jika Allah menghendaki keburukan bagi seorang, maka Allah membuat ia berpaling dari ilmu agama, hatinya tidak tentram kalau menuntut ilmu agama. Kalau dia tidak tentram, tidak suka menuntut ilmu agama, itu menunjukkan alamat kejelekan, alamat bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menghendaki bagi dia kebaikan.

Ilmu yang tidak bermanfaat

Menit ke- Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam doanya: “Ya Allah berikanlah aku ilmu yang bermanfaat.” Ini dalil bahwasanya ilmu itu ada dua; ada ilmu yang bermanfaat dan ada ilmu yang tidak bermanfaat.

Dan ketahuilah para pendengar Radio Rodja yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ilmu yang paling bermanfaat yaitu ilmu yang bisa mengantarkan seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ilmu yang bisa membuat dia paham tentang agamanya dan bisa membuat dia menempuh jalan kebenaran.

Marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya:

…قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ ‎﴿١٥﴾‏ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ‎﴿١٦﴾

“Sungguh telah datang kepada kalian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala cahaya dan kitab yang sangat jelas. Yang dengan cahaya tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada orang-orang mengikuti ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala jalan-jalan keselamatan. Dan Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahayaNya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah[5]: 15)

Maka hendaknya seorang muslim memenuhi harinya dengan perhatian terhadap Al-Qur’an Al-Karim dan juga mempelajari Al-Qur’an tersebut. Serta juga perhatian terhadap sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itulah penjelas Al-Qur’an.

Dua perkara ini (Al-Qur’an dan sunnah) itulah ilmu yang paling bermanfaat, ilmu yang memberi petunjuk kepada seorang hamba, ilmu yang bisa menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah, dan ilmu yang bisa mendekatkan seorang hamba kepada penciptanya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menit ke-42:41 Sebagian Salafush Shalih sangat menyesal jika dalam sehari penuh (dari pagi hari sampai matahari terbenam) dia tidak sempat baca Al-Qur’an. Timbul rasa penyesalan karena dia telah meninggalkan ilmu yang bermanfaat, yang bisa menunjukkan dia pada kebenaran.

Rezeki yang baik

Selanjutnya lihat: Rezeki yang baik

MP3 Kajian Penjelasan Ilmu Yang Bermanfaat

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Penjelasan Ilmu Yang Bermanfaat” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: