Syarah Hadits Jibril

Syarah Hadits Jibril

Materi 77 – Tawadhu’nya Nabi Kepada Bawahannya
Materi 67 – Tawadhu’ Terhadap Makanan
Menjaga Penampilan Ketika Menghadiri Majelis Ilmu

Tulisan tentang “Syarah Hadits Jibril” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullahu Ta’ala.

Syarah Hadits Jibril

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Syaikh -hafizhahullah– membuka pengajian kita kali ini dengan tahiyat ahlil IslamAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”.

In syaa Allah pada kesempatan kali ini kita akan membahas hadits yang telah kita janjikan pada pertemuan lalu yaitu hadits yang sangat agung, disifati oleh para ulama dengan Ummu As Sunnah. Sebagaimana surah Al-Fatihah disebutkan oleh para ulama dengan Ummul Qur’an, maka para ulama mensifati hadits yang agung ini dengan Ummu As Sunnah yaitu induknya dari sunnah-sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Karena begitu banyak faedah yang diambil dalam hadits ini. Betapa besar kandungan yang terkandung dalam hadits ini dan apa saja yang terperinci secara tafsil dalam hadits-hadits yang lain, maka terrangkum dalam hadits yang sangat agung ini secara global/ mujmal. Marilah kita mendengarkan penjelasan beliau.

Hadits yang agung tersebut diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam shahihnya. Dari sahabat yang mulia ‘Umar Bin Khaththab radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, ia berkata, “Tatkala kami sedang duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pada suatu hari, tiba-tiba muncul di antara kami seorang laki-laki.

رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ;

Yang bajunya amatlah putih bersih. Kemudian rambutnya juga amat sangat hitam. Tidak nampak padanya ada tanda-tanda safar. Padahal di antara kami tidak ada seorangpun yang mengenal dia. Hingga orang tersebut pun duduk mendekati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia pun menyandarkan kedua lututnya kepada kedua lutut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian dia meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, dan dia berkata;

يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ

‘Wahai Muhammad! kabarkanlah kepadaku tentang Islam’

فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; ‘Islam adalah engkau bersaksi bahwasanya tidak ada Illah/ sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan engkau bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, engkau berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau melaksanakan ibadah haji jika engkau mampu melakukannya.

قَالَ :صَدَقْتَ

Maka laki-laki ini pun berkata; ‘Engkau benar’,

فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ،

Kami pun heran terhadap orang ini, dia yang bertanya namun dia yang membenarkan jawaban Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian dia bertanya lagi;

فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ

‘Kabarkanlah kepadaku tentang Iman.’

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ،

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab; ‘Iman adalah engkau beriman kepada Allah dan malaikat-malaikatNya, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari akhir, serta engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.’ Orang ini pun berkata; ‘Engkau benar, wahai Muhammad’ Kemudian dia bertanya lagi;

فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ

‘Kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan.‘ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata;

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ،

‘Yaitu engkau beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak mampu untuk melihat-Nya, maka yakinlah bahwasanya Allah melihat engkau’. Dia berkata lagi; ‘Ya Muhammad! kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat (kapan datangnya).’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab;

مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا،

‘Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu (tentang jawabannya) dari pada yang bertanya‘. Dia berkata lagi; ‘Kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tanda hari kiamat.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab;

أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ،

‘Yaitu seorang budak wanita melahirkan tuannya sendiri dan engkau akan melihat orang-orang yang tidak memakai alas kaki dalam keadaan tidak memakai baju, dalam keadaan miskin dan merupakan penggembala kambing, mereka berlomba-lomba dalam membangun bangunan.’

ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا،

‘Kemudian akhirnya orang ini pun pergi dan aku (Umar) pun diam.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata;

يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ؟

‘Wahai Umar! Tahukah engkau siapakah yang bertanya tadi?’

Kata Umar;

اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ

‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata;

فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

‘Sesungguhnya laki-laki tadi adalah Malaikat Jibril, dia datang kepada kalian dalam rangka untuk mengajarkan agama kalian’.”

Iman Kepada Malaikat

Hadits yang agung ini mengandung banyak sekali faedah yang sangat kita perlukan. Akan tetapi In syaa Allah kita ringkas pada beberapa faedah saja mengingat waktu yang terbatas dalam pengajian kita kali ini. Di antara faedah-faedah yang terdapat dalam hadits ini yaitu faedah-faedah yang berkaitan dengan iman kepada para malaikat. Kita tahu bahwasanya iman kepada malaikat merupakan salah satu dari pokok-pokok rukun iman.

Kita ketahui bahwasanya mereka para malaikat adalah makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka sifat-sifat yang khusus. Allah Subhanahu wa Ta’ala menugaskan kepada mereka dengan tugas-tugas yang khusus. Setiap malaikat memiliki tugas tersendiri sebagaimana telah dijelaskan secara terperinci dalam sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Di antara bentuk keimanan kita kepada para malaikat yaitu kita meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu untuk memberikan tasakul kepada para malaikat. Yaitu berubah bentuknya para malaikat dari bentuk yang asli kepada bentuk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki.

Contohnya dalam hadits ini Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam datang menemui para sahabat dalam bentuk seorang a’rabi (seorang Arab Badui). Kita tahu bahwasanya bentuk Malaikat Jibril yang asli itu sangat besar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah melihat bentuk Malaikat Jibril yang sangat agung, yang sangat hebat, sampai besarnya Malaikat Jibril ini menutupi cakrawala karena saking besarnya Malaikat Jibril.

Kemudian Malaikat Jibril juga memiliki 600 sayap. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu untuk merubah bentuk yang sangat megah tersebut, yang sangat besar tersebut, menjadi bentuk yang sangat sederhana yaitu bentuk seorang manusia, seorang a’rabi. Ini semua atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tanda-Tanda Safar

Di antaranya juga dalam hadits ini, kita ketahui bahwasanya pada zaman dahulu kala di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau zaman dahulu sebelum ditemukan teknologi-teknologi yang canggih, seseorang yang datang dari safar tatkala itu maka akan kelihatan, akan nampak pada dirinya tanda-tanda atau bekas-bekas dia bersafar.

Misalnya mungkin panasnya matahari yang mungkin membuat kulitnya agak hitam atau debu yang tatkala dia bersafar melewati padang pasir, kemudian rasa letih yang nampak sekali terlihat pada tubuhnya. Atau kemudian koyaknya baju-bajunya, rambutnya yang tidak beraturan, ini semuanya merupakan tanda-tanda orang yang bersafar.

Berbeda dengan zaman sekarang. Orang sekarang bersafar dari ujung dunia ke ujung dunia yang satunya dia tidak nampak tanda-tanda safar karena kecanggihan teknologi dan karena kemudahan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada zaman sekarang ini. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya bersyukur memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala kemudahan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya. Apalagi di zaman sekarang ini mudah sekali bagi seseorang untuk bersafar dari tempat yang jauh tanpa merasakan keletihan yang amat, atau tanpa menderita, atau mendapatkan misalnya kotoran/ debu dan macam-macamnya.

Adab Menuntut Ilmu

Di antara faedah-faedah dari hadits ini yaitu adab-adab yang harus diperhatikan oleh seorang muslim tatkala ia menuntut ilmu, tatkala dia pergi ke masjid, perhatikan bagaimana penampilan dia. Demikian juga tatkala bermuamalah, berhubungan, bergaul dengan manusia-manusia yang lain yang Insyaa Allah akan Syaikh sampaikan beberapa faedah yang berkaitan dengan hal ini.

Di antaranya dalam hadits ini, Malaikat Jibril ‘Alaihissalam datang dalam bentuk seorang Arab badui yang dia memakai baju yang sangat putih dan sangat bersih. Sesuai dengan yang dianjurkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, datang anjuran bagi kita (bagi seorang muslim terutama bagi lelaki) untuk menggunakan pakaian yang putih. Karena pakaian yang putih adalah pakaian seorang muslim dan juga pakaian putih tersebut, kain putih itu merupakan kain yang akan kita gunakan sebagai kain kafan tatkala seorang muslim meninggal dunia.

Demikian juga adab tatkala duduk di hadapan seorang guru. Kemudian bagaimana bertanya kepada seorang guru, yang semuanya kita dapatkan faedah tersebut dari sikap Jibril ‘Alaihissalam terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kemudian Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat agung. Yang pertama, beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, kemudian beliau bertanya tentang iman, dan yang ketiga beliau bertanya tentang ihsan. Kemudian di akhir hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata;

فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

‘Sesungguhnya laki-laki tadi adalah Malaikat Jibril, dia datang kepada kalian dalam rangka untuk mengajarkan agama kalian.’

Selanjutnya: Tiga Tingkatan Agama

MP3 Kajian Syarah Hadits Jibril

 

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Syarah Hadits Jibril” ini di media sosial yang Anda miliki baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: