Berikut pembahasan Hati Yang Bersih Akan Tunduk Kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan yang disampaikan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi Hafidzahullahu Ta’ala.
Transkrip sebelumnya: Ceramah Tentang Hati Manusia: Hati Yang Bersih
Hati Yang Bersih Akan Tunduk Kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan
Sifat yang pertama adalah hati yang tunduk kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Ibrahim ‘Alaihissalam:
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٣١﴾
“Ketika Rabbnya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam”.” (QS. Al-Baqarah[2]: 131)
Hati yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang memantapkan tauhidnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang bersih dari seluruh perkara yang merusak tauhidnya, hati yang bersih dari segala bentuk kesyirikan, hati yang sama sekali tidak ada ketergantungan meskipun sedikit pun kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang suci, yang bersih, yang dimana kecintaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hanya takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, harapannya, ketergantungannya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika dia berdo’a, maka dia berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika dia berhaji, makanya dia berhaji karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika dia shalat, maka dia shalat hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika dia menyembelih, maka dia menyembelih hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Senantiasa hati tersebut mengarah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Oleh karenanya seluruh ibadah yang dia lakukan hanyalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah lah yang telah menciptakan kita, maka Dialah yang kita tunduk kepadaNya semata-mata hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bukankah Allahu Akbar (Allah yang Maha Besar)? Tatkala kita shalat, kalimat pertama yang kita ucapkan Allahu Akbar, Allah Maha Besar, Maha Besar atas segala sesuatu. Maka seluruh yang ada di hati kita semata-mata hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati yang bersih adalah hati yang penuh dengan ketauhidan, yang selamat dari segala bentuk kesyirikan. Dan tidak mungkin hati bersih kalau ternyata masih berharap kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karenanya kemungkaran yang paling besar adalah syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada di atas muka bumi ini yang paling besar, yang paling berbahaya, yang paling buruk, seperti syirik kepada AllAh Subhanahu wa Ta’ala. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, beliau pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟
“Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar?”
Lihatlah para Sahabat, apa yang dipikirkan mereka selalu? Mereka selalu memikirkan tentang akhirat, mereka selalu berfikir apa yang dicintai oleh Allah untuk mereka lakukan dan apa yang dibenci oleh Allah untuk mereka jauhi. Mereka ingin bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang bersih. Maka pertanyaan mereka, “Ya Rasulullah, dosa apa yang paling besar?” Ini agar mereka tahu bahwa inilah yang paling berbahaya.
Maka apa jawabannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
أَنْ تَجْعَلَ لِلهِ نِدًّا، وَهُوَ خَلَقَكَ
“Engkau mengambil tandingan bagi Allah padahal yang menciptakan engkau hanyalah Allah semata.” (HR. Bukhari Muslim)
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita, yang telah memberi rizki kepada kita, yang beri kesehatan kepada kita, yang buat kita bahagia, yang bisa membuat kita tertawa, yang membuat kita tentram, maka hanya Dialah yang berhak untuk kita ibadahi. Jangan sampai engkau kemudian menggantungkan dirimu kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati-hati dengan kesyirikan! Ini adalah dosa yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Dialah Allah yang Maha Kaya. Adapun selain Allah, semuanya kembali dan butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكََاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أََشْرَكَ فِيْهِ غَيْرَهُ تَرَكْتُهُ وَ شِرْكَهُ
“Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu (pendamping, penyaing). Barangsiapa melakukan satu perbuatan, dia sekutukan Aku dengan yang lain pada amal itu, maka Aku tinggalkan ia dengan sekutunya.”
Oleh karenanya hati yang bersih adalah hati yang dipenuhi dengan tauhid dan selamat dari segala bentuk kesyirikan. Syirik besar, syirik kecil, syirik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Ketahuilah syirik adalah penyakit. Bahkan penyakit yang terbesar, penyakit yang paling berbahaya, penyakit yang paling parah. Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala mensifati orang-orang musyrikin yang mereka juga adalah orang-orang munafik yang hati mereka musyrik namun mereka mengaku beriman kepada Allah secara lisan. Allah Subhanahu wa Ta’ala bercerita tentang sifat hati mereka, orang-orang musyrikin. Mereka mengambil tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka menyembah selain Allah sebagaimana mereka menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kata Allah:
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا
“Sesungguhnya dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 10)
Apa penyakit tersebut? Yaitu penyakit kesyirikan. Bagaimana tidak dikatakan orang yang musyrik, orang yang hatinya berpenyakit, dia menyembah kepada makhluk yang terbuat dari tanah kemudian akan kembali menjadi tanah, itu yang dia sembah. Lantas dia meninggalkan peribadatan kepada penguasa alam semesta, pencipta seluruh makhluk, maka orang yang seperti ini tidak diragukan bahwasanya hatinya sakit kronis.
Berbeda dengan orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana orang yang bertauhid mau menyembah kepada makhluk yang terbuat dari tanah? Dan seluruh yang ada di atas muka bumi adalah dari tanah. Bagaimana dia menyembah tanah atau yang akan kembali menjadi tanah? Maka hati mereka bersih, hati mereka suci dari kesyirikan.
Kesyirikan sebagaimana telah kita sampaikan adalah kemungkaran yang terbesar. Bahkan kita katakan kriminal yang paling berbahaya di atas muka bumi adalah syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka segala kemungkaran, segala keburukan yang engkau khayalkan dalam dadamu, maka syirik lebih parah daripada kemungkaran tersebut. Apapun kemungkaran yang kau khayalkan dalam dirimu. Apakah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan yang lainnya, masih lebih parah syirik. Kenapa? Karena syirik adalah kedzaliman yang paling besar. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Kesyirikan adalah kedzaliman yang sangat dahsyat, yang sangat agung sangat besar.” (QS. Luqman[31]: 13)
Dan dalam bahasa Arab, ظُلْمٌ artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dan kezaliman yang paling besar adalah manusia meletakkan ibadah kepada makhluk, bukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah kedzaliman yang paling tidak pada tempatnya. Harusnya ibadah diletakkan kepada pencipta alam semesta, kemudian diletakkan kepada makhluk semisalnya.
Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan engkau untuk bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu (untuk mentauhidkan Aku)” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)
Lantas datang seorang musyrik yang Allah telah ciptakan dia, Allah telah berikan dia berbagai macam anugerah, Allah telah beri rizki kepada dia, kemudian dia beribadah kepada selain Allah. Allah ciptakan dia untuk beribadah kepada Allah ternyata dia melakukan lawan dari itu semua, dia beribadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah puncak daripada kemungkaran. Tidak ada kemungkaran daripada ini.
Tuhan menciptakan Anda, Tuhan berikan Anda rizki supaya Anda menyembah Tuhan, ternyata Anda malah menantang, Anda malah melawan, Anda malah menyembah kepada selain Tuhan, menyembah kepada makhluk semisal Anda. Maka ini adalah dosa yang terbesar dan bentuk kemungkaran yang paling besar.
Dan ketahuilah bahwasanya adzab atau hukuman terhadap kesyirikan adalah hukuman terbesar. Maka hukuman apa saja yang Anda khayalkan dalam diri Anda, masih lebih besar hukuman kepada orang yang melakukan kesyirikan.
Mungkin kita bayangkan pencurian, bagaimana siksanya nanti di akhirat kelak? Mungkin kita bayangkan bagaimana pembunuhan siksaan kelak di akhirat? Bagaimana siksanya orang yang durhaka kepada orang tua di akhirat kelak? Syirik lebih daripada itu semua. Dosa yang akan Allah berikan kepada orang musyrik, lebih dari seluruh hukuman yang Allah berikan kepada dosa-dosa yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan tentang bahayanya kesyirikan:
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa'[4]: 48)
Ini adalah vonis dari Allah, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Allah masih mengampuni dosa selain syirik. Dan ini menunjukkan syirik adalah dosa terbesar dengan adzab yang terbesar.
Bahaya Kesyirikan
1. Terhapus amalnya
Diantara berbahayanya syirik adalah syirik menghapuskan seluruh amal. Kalau ada seorang hidup selama 70 tahun, 80 tahun, 90 tahun, seluruh waktunya dihabiskan untuk beribadah. Dia berdzikir kepada Allah, dia berhaji, dia berumrah, dia shalat, dia puasa, dia bersedekah, menyembelih dan melakukan amalan yang lainnya. Kemudian ternyata diakhir hayatnya, dua detik atau dua menit sebelum dia meninggal dunia ternyata dia terjerumus dalam kesyirikan, dia berdo’a kepada mayat, berdo’a kepada orang sudah meninggal dunia atau dia berkata, “Ya Rasulullah berikanlah pertolongan kepada kami.” Kemudian dia meninggal tatkala itu, maka seluruh amal shalihnya selama 90 tahun, semuanya sia-sia, semuanya akan menjadi debu yang berterbangan, tidak ada nilainya sama sekali. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا ﴿٢٣﴾
“Maka pada hari kiamat kelak Kami akan datang kepada amal shalih mereka, kami tampakkan kepada mereka, lantas kami ubah amalan tersebut menjadi debu yang berterbangan” (QS. Al-Furqan[25]: 23)
2. Kekal di Neraka
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Diantara bahayanya syirik; barangsiapa yang meninggal dalam kondisi syirik, dia akan kekal selama-lamanya di neraka jahannam. Tidak ada sedikitpun rahmat yang akan sampai kepadanya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pelaku dosa-dosa yang lain, kalau mereka masuk neraka, suatu saat mereka akan dapat rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, suatu saat mereka bisa keluar dari neraka jahanam. Adapun musyrik tidak ada sedikitpun rahmat Allah yang akan sampai kepadanya. Mereka telah putus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman tentang mereka:
أُولَـٰئِكَ يَئِسُوا مِن رَّحْمَتِي
“Mereka adalah orang-orang yang telah putus asa dari RahmatKu” (QS. Al-Ankabut[29]: 23)
Mereka tidak akan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Oleh karenanya mereka di akhirat kelak akan masuk dalam neraka jahanam selama-lamanya. Tatkala kita mengetahui tentang bahayanya syirik seperti ini, maka hendaknya kita berusaha takut kepada kesyirikan. Berusaha kita pelajari apa itu syirik untuk kita jauhi.
Lihatlah Ibrahim ‘Alaihissalam, dan dia adalah pemimpin seluruh ahli tauhid. Orang yang paling bertauhid di alam semesta ini adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan yang kedua adalah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Nomor 2 dalam masalah tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi dia masih tetap berdo’a kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan. Beliau berdoa ‘Alaihissalam:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ ﴿٣٥﴾ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ
“Ya Rabbku, jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan terhadap berhala. Ya Allah sesungguhnya kesyirikan-kesyirikan tersebut telah menyesatkan banyak manusia.” (QS. Ibrahim[14]: 35:36)
Padahal beliau adalah orang yang paling bertauhid, meskipun demikian beliau masih saja takut kepada dosa syirik.
Selanjutnya: 2# Hati Yang Bersih Akan Ittiba’ dan Cinta Kepada Sunnah Nabi
Video kajian Hati Yang Bersih Akan Tunduk Kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan
Video: Ceramah Tentang Hati Manusia: Hati Yang Bersih
Mari turut menyebarkan catatan kajian “Hati Yang Bersih Akan Tunduk Kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Komentar
[…] .u47790fb716426e21d8e6d5ae403ed0fd{padding:0;margin:0;padding-top:1em!important;padding-bottom:1em!i… […]
[…] Transkrip sebelumnya: 1# Hati Yang Bersih Akan Tunduk Kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan […]