Khutbah Jumat: Ilmu Agama dan Ilmu Dunia

Khutbah Jumat: Ilmu Agama dan Ilmu Dunia

Berikut ini transkrip khutbah jumat tentang “Ilmu Agama dan Ilmu Dunia” yang disampaikan oleh Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., BA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Ilmu Agama dan Ilmu Dunia

Khutbah Jumat Pertama

Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan kita dari rahim ibu kita dalam kondisi tidak mengetahui apapun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,” (QS. An-Nahl[16]: 78)

Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada manusia berbagai macam kemampuan dan ilmu, baik dalam urusan dunia maupun urusan agama. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa di antara kualitas yang manusia miliki adalah ilmu yang dia miliki.

Derajat Orang Berilmu

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ

” Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf[12]: 76)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

Karena itulah, manusia yang memiliki ilmu itu lebih unggul dari pada manusia yang tidak memiliki ilmu. Namun seseorang bisa memiliki ilmu ketika dia memiliki usaha untuk belajar. Baik ilmu dalam urusan dunia maupun agama. Karena tidak mungkin manusia bisa memiliki ilmu sebagaimana layaknya sesuatu yang sakti seketika mengetahui sesuatu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

إنما العلم بالتعلم والحلم بالتحلم

Ilmu itu diperoleh hanya dengan belajar dan sifat al-hilm hanya diperoleh dengan cara berusaha.” (HR. Al Khathib)[1]

Sehingga ada orang yang mempunyai ilmu dalam urusan management karena dia belajar dan menggeluti bidang management. Ada orang yang mempunyai ilmu dalam masalah ekonomi karena dia menggeluti bidang ekonomi. Sebagaimana ada orang yang memiliki ilmu dalam bidang kedokteran karena dia menggeluti bidang kedokteran. Demikian pula cabang ilmu yang lainnya.

Termasuk di antaranya adalah orang yang memiliki ilmu dalam masalah agama. Karena dia menyediakan waktunya untuk belajar ilmu agama.

Keterbatasan Manusia

Karena itulah manusia mempunyai keterbatasan untuk mengetahui sesuatu dan keterbatasan untuk mempelajari sesuatu. Sehingga seorang profesor maupun doktor umumnya dia hanya menggeluti salah satu cabang ilmu tertentu.

Ada di antara mereka yang menjadi profesor dalam cabang ilmu kedokteran, management, ekonomi, dan seterusnya. Karena mereka memiliki keterbatasan untuk mempelajari ilmu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sediakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ

“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 255)

Karena itulah sehebat apapun usaha manusia untuk belajar untuk ilmu apapun, itu hanya fokus pada bidang tertentu. Dia hanya bisa menggeluti ilmu tertentu. Sehingga tidak ada manusia yang mengetahui semua cabang ilmu yang ada di dunia ini.

Menyadari akan hal ini, ada satu ilmu yang di mana kita semua mempunyai kepentingan. Dan kita semua mempunyai kewajiban untuk mempelajarinya. Ilmu itu adalah ilmu yang berkaitan dengan aturan dan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Modal Belajar

Artinya begini, apabila kita masing-masing Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan waktu, yang waktu itu adalah modal bagi kita untuk belajar dan beraktifitas. Maka sebagaimana kita menyediakan waktu untuk belajar ilmu management, ilmu ekonomi, dan ilmu dunia yang lainnya, seharusnya kita juga menyediakan waktu untuk belajar ilmu agama.

Barangkali Anda kuliah selama empat tahun mengambil jurusan tertentu dan fokus di situ. Dari sekian mata kuliah yang mahasiswa ikuti, dari banyak penelitian yang mereka sampaikan, bahwa yang termanfaatkan untuk real kehidupan mahasiswa bisa jadi tidak lebih dari 50%. Bahkan bisa djadi tidak lebih dari 30%.

Tapi kita butuh ilmu agama untuk bimbingan kita agar bisa beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sempurna. Kalau seluruh waktu kita itu kita habiskan untuk mempelajari ilmu yang bisa jadi kebutuhan kita terhadap ilmu itu hanya 30%, namun di sana ada ilmu yang kita butuhkan 100% yaitu ilmu tentang aturan agama, mengapa bagian ini kita tinggalkan dan kita alihkan waktu kita untuk belajar ilmu yang lainnya?

Bagian inilah yang perlu kita renungkan. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala menyediakan waktu ini untuk kita dan semuanya akan dimintai pertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang tubuhnya, lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi)[2]

Salah satu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tanyakan adalah tentang usia diberikan kepadanya, untuk apa usia tersebut dia gunakan.

Demikian sebagai khutbah yang pertama, semoga bermanfaat.

Khutbah Jumat Kedua

Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Jika kita mengakui bahwa wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan bisa kita amalkan kecuali dengan mempelajarinya, maka salah satu di antara kewajiban bagi setiap muslim yang menyadari bahwa hidup ini harus dibimbing oleh wahyu, dia mempunyai kewajiban untuk mempelajari wahyu tersebut.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan celaan bagi yang paham ilmu dunia tapi dia sama sekali tidak memberikan perhatian dalam ilmu akhiratnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Rum[30]: 7)

Kita menyadari dengan ilmu agama itu seseorang bisa terbimbing ketika beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang merupakan tugas utama ketika dia diciptakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat[51]: 56)

Ibadah Mahdhah

Ibadah yang utama adalah ibadah mahdhah (murni). Maka bagian dari ibadah mahdhah ini harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pada ibadah ghairu mahdhah (tidak murni). Karena ibadah mahdhah ini Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan melalui syariat yang Nabi-Nya bawa.

Akal tidak akan mampu menjangkau ibadah mahdhah. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para rasul untuk menjelaskan kepada manusia tentang bagaimana cara menjalankan ibadah mahdhah. 

Ada ibadah selain mahdhah yang bisa akal kita jangkau. Namun tidak akan bisa dilakukan seorang hamba dengan sempurna apabila sang hamba tidak mempelajari syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Karena itu, di bagian akhir kami memberikan pesan. Belajar ilmu dunia untuk cabang ilmu apapun. Baik ilmu ekonomi, management, kedokteran, teknik, maupun yang lainnya, itu tidak ada larangannya. Namun ingat, itu semua adalah ilmu yang tujuannya untuk mencari dunia.

Ada ilmu yang tidak boleh kita lupakan, yaitu ilmu agama. Sebagaimana kita memberikan waktu untuk belajar ilmu dunia, mohon tidak Anda lupakan untuk memberikan waktu Anda dalam mempelajari ilmu agama.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan semangat takwa atas landasan ilmu agama yang kita pelajari.

 Video Khutbah Jumat: Ilmu Agama dan Ilmu Dunia

Video: ANB Channel

Mari turut menyebarkan link download kajian “Ilmu Agama dan Ilmu Dunia” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

 

Referensi:

[1] https://muslimah.or.id/5379-hiasi-akhlak-dengan-kelembutan-al-hilm.html
[2] https://www.radiorodja.com/10599-hal-hal-yang-akan-ditanyakan-di-hari-kiamat-ustadz-yazid-abdul-qadir-jawas/

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: