Nasihat dan Penutup Tabligh Akbar Mencintai Wali-Wali Allah ini adalah apa yang bisa kami ketik dari tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.
Lihat sebelumnya:
A. Mencintai Wali-Wali Allah
B. Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah?
C. Siapakah wali-wali Allah?
D. Pengertian dan Kriteria Wali Allah
F. Level wali-wali Allah
G. Kesimpulan ciri seorang wali Allah dan penyimpangannya
H. Karomah Wali Yang Terbesar
I. Tiga Barometer Wali Allah
J. Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba’
K. Nasihat Syaikh ‘Abdur Razzaq
Menit ke-1:51:16 Di penghujung pembahasan hari ini, beliau ingin menyampaikan nasihat untuk beliau sendiri dan juga untuk kita semua dengan beberapa poin yang dijelaskan oleh para ulama kita.
1. Bersemangatlah dan berusaha keraslah untuk menjadi wali Allah
Poin yang pertama, bersemangatlah dan berusaha keraslah untuk menjadi wali Allah. Jadikan diri kita orang-orang yang punya semangat tinggi untuk mengejar itu. Sebagaimana dinasihatkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ ، فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا ، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Bersemangatlah engkau untuk menjalankan hal-hal yang bermanfaat untukmu. Dan mintalah tolong kepada Allah, dan janganlah engkau bersikap lemah. Seandainya kita tertimpa sesuatu, jangan engkau katakan andaikan dan andaikan. Akan tetapi katakanlah: ‘Ini sudah takdirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala.'” (HR. Muslim)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan di dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Dan orang-orang yang bermujahadah dalam beribadah kepada Allah, maka sungguh Kami akan berikan petunjuk kepada mereka ke jalan-jalan Kami.” (QS. Al-Ankabut[29]: 69)
Maka jangan sampai kita bermalas-malasan, bersemangatlah untuk mengejar derajat yang tinggi tersebut.
2. Memperbanyak doa
Nasihat yang kedua -kata beliau- perbanyaklah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sungguh doa adalah merupakan kunci kebaikan dari kebaikan dunia maupun akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Rabb kalian telah berfirman: ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan kabulkan.’” (QS. Ghafir[40]: 60)
Maka perbanyaklah doa, apalagi doa yang diajarkan oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits-hadits yang shahih. Diantaranya adalah doa yang ada dalam shahih Muslim. Dimana Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajari kita untuk berdoa:
اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah karuniakan kepada jiwaku ketakwaan. Sucikanlah jiwaku, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Sesungguhnya Engkau Yang menguasai jiwa-jiwa kami.” (HR. Muslim)
Kemudian dalam hadits shahih yang lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي
“Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami dan luruskanlah jalan kami.” (HR. Muslim)
Dan ketika berdoa, berdoa dalam keadaan kita yakin, yakin bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ
“Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan.”
Maka terus berdoa, terus berdoa kepada Allah, carilah waktu-waktu yang mustajab, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan usaha hambaNya.
3. Cintailah orang-orang yang shalih
Berikutnya nasihat yang ketiga, cintailah orang-orang yang shalih, cintailah orang-orang yang menjalankan dan rajin melakukan kebajikan. Awas, jangan sampai kita membenci mereka. Karena sungguh, mencintai orang-orang yang shalih adalah merupakan salah satu di antara simpul keimanan yang paling kuat. Sebagaimana hadits yang kita bawakan tadi.
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْحَبُّ فِي اللَّهِ وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ
“Simpul keimanan yang paling erat adalah ketika engkau mencitai sesuatu dan orang lain karena Alalh dan membenci sesuatu dan orang lain juga karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ath-Thabrani)
Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، الرَّجُلُ يُحِبُّ الْقَوْمَ ، وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ ؟
“Wahai Rasul, bagaimana menurut pendapatmu ada orang yang dia cinta kepada suatu kaum (orang-orang shalih) akan tetapi amalan orang itu tidak bisa seperti amalan orang-orang shalih tadi.”
Maka apa kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang pada hari kiamat akan disatukan dengan orang-orang yang dia cintai.”
Maka ketika para sahabat mendengarkan hadits, ini mereka senang sekali.
Maka ketika kita mendapatkan seorang alim, seorang ulama, seorang ustadz yang tekun mendakwahkan kepada sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, cintailah dia.
Andaikan kita menemukan ada seorang yang rajin beribadah sesuai dengan tuntunan Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, cintailah dia.
Kalau misalnya kita temukan orang yang akhlaknya baik, mulia, menjalankan perintah agama sesuai dengan tuntunan Rasul, cintailah dia.
Para ulama kita dahulu mengatakan:
أُحِبُّ الصالِحينَ وَلَستُ مِنهُم
“Aku mencintai orang-orang shalih walaupun aku bukan bagian dari mereka.”
Dan ini menunjukkan ketawadhuan mereka. Mereka orang shalih, akan tetapi mereka tidak merasa demikian.
Mencintai orang-orang shalih memiliki efek yang luar biasa di dalam amalan kebaikan seorang hamba. Dia akan terus termotivasi untuk melakukan amalan-amalan kebajikan.
4. Terus pelajari ilmu syar’i
Nasihat yang ke-4, terus pelajari ilmu syar’i yang dibangun diatas kitab dan sunnah. Karena ilmu syar’i merupakan cahaya, ilmu syar’i merupakan lentera yang akan menerangi jalan yang akan kita titi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasihatkan:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang meniti jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)
Dengan ilmu, kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang sesuai dengan petunjuk dan mana yang menyimpang dari petunjuk, mana yang sesuai dengan sunnah dan mana yang tidak sesuai dengan sunnah.
Dan sesungguhnya berusahalah kita untuk meluangkan banyak waktu kita untuk mempelajari ilmu syar’i tersebut.
5. Bertemanlah dengan orang-orang yang baik
Kemudian nasihat berikutnya adalah bertemanlah dengan orang-orang yang baik, bergaulah dengan orang-orang yang baik. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menasihatkan:
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang itu tergantung teman dekatnya, maka perhatikan masing-masing dari kita siapakah teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk bergaul dengan orang-orang yang lalai dari dzikir kepada Allah.
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا
“Janganlah engkau mentaati orang-orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Kahf[18]: 28)
Apa manfaatnya ketika kita berteman, bergaul, dekat dengan orang-orang yang baik? Kita akan termotivasi untuk menjalankan kebaikan pula.
6. Jauhi pintu-pintu keburukan
Nasehat yang ke-6 -kata beliau- adalah jauhi pintu-pintu keburukan, apalagi di zaman kita ini begitu banyak pintu-pintu tersebut. Dan banyak diantara pintu-pintu tadi mengantarkan kita kepada kerusakan akidah, kerusakan ibadah, kerusakan akhlak dan lain sebagainya.
Diantara pintu-pintu itu dizaman ini adalah ketika kita tidak selektif dalam memilih situs-situs yang ada di internet. Ketika kita tidak selektif, maka kita akan terjerumus kepada banyak kerusakan. Begitupula saluran-saluran televisi yang barangkali di dalamnya mengajarkan keburukan. Dan ini juga kita harus waspadai. Intinya jauhilah pintu-pintu yang menghantarkan kepada keburukan.
7. Banyak memuhasabah diri kita
Yang terakhir banyak-banyaklah memuhasabah diri kita sebelum kita dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dunia ini, mumpung masih ada kesempatan untuk beramal, maka perbanyaklah amalan.
فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ
“Hari ini waktunya kita beramal, hisab belum datang saatnya. Adapun kelak pada hari kiamat adalah waktunya hisab dan sudah tidak ada lagi kesempatan untuk beramal.”
Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.
L. Penutup tabligh akbar Mencintai Wali-Wali Allah
Di penghujung kajian ini beliau berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memohon kepada Allah Yang Mulia dengan nama-namaNya yang sangat indah agar menjadikan kita semuanya termasuk wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bertakwa kepadaNya.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan pedoman hidup kami. Dan perbaikilah dunia kami yang merupakan tempat kami untuk hidup. Perbaikilah akhirat kami yang merupakan tempat kembali kami. Dan jadikanlah kehidupan ini sebagai media untuk menambah kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai pemutus dari keburukan.
Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kaum muslimin dan muslimat yang sudah meninggal maupun yang masih hidup.
Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan dan sucikanlah jiwa kami, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang mensucikan jiwa.
Ya Allah, masukkanlah rasa takut kepada hati kami untuk menjalankan atau melakukan perbuatan maksiat. Karuniakanlah kepada kami keyakinan di dalam hati sehingga musibah-musibah dunia itu terasa ringan.
Ya Allah, jadikanlah kami bisa memanfaatkan pendengaran, penglihatan dan segala anggota tubuh kami untuk kebaikan dan ketaatan kepadaMu. Dan bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami. Dan janganlah Engkau jadikan musibah terbesar kami dalam masalah agama. Dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai tujuan utama kami.
اللهم صلى على محمد وعلى آله وصحبه وسلم. وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
Mp3 Kajian Nasihat dan Penutup Tabligh Akbar Mencintai Wali-Wali Allah
Sumber video: Radio Rodja – Tabligh Akbar: Mencintai Wali-Wali Allah (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq Al-Badr)
Mari turut menyebarkan kajian “Nasihat dan Penutup Tabligh Akbar Mencintai Wali-Wali Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Komentar