Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba’

Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba’

Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba’ ini adalah apa yang bisa kami ketik dari tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.

Lihat sebelumnya:

A. Mencintai Wali-Wali Allah
B. Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah?
C. Siapakah wali-wali Allah?
D. Pengertian dan Kriteria Wali Allah
F. Level wali-wali Allah
G. Kesimpulan ciri seorang wali Allah dan penyimpangannya
H. Karomah Wali Yang Terbesar
I. Tiga Barometer Wali Allah

J. Wali Allah senantiasa memurnikan tauhid dan ittiba’

Menit ke-1:44:05 Wali Allah adalah orang yang senantiasa memurnikan tauhid dan memurnikan mutaba’ah dia kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Seseorang tidak akan mungkin sampai kepada derajat kewalian kecuali seandainya dia memenuhi dua syarat tersebut. Yaitu senantiasa memurnikan keikhlasan dia kepada Allah, mendakwahkan kepada aqidah yang lurus dan juga mengajak umat dan dia sendiri meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam kehidupannya.

Dua hal ini Allah gabungkan di dalam FirmanNya:

قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِ

Katakanlah wahai Muhammad: ‘inilah jalanku, aku berdakwah kepada Allah (inilah tauhid, berdakwah kepada Allah bukan kepada yang lainnya). Aku berdakwah diatas ilmu sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul dan orang-orang yang mengikuti beliau’” (QS. Yunus[12]: 108)

Jadi, dua hal ini adalah merupakan syarat mutlak seorang menjadi wali. Adapun orang yang mengajak kepada kesyirikan, mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ini bukan wali. Atau orang yang mengajak umat manusia untuk beribadah bukan dengan tata cara yang dicontohkan oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mengajarkan khurafat, ini juga bukan wali. Akan tetapi wali Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang merealisasikan dua kalimat syahadat. Dan dua kalimat syahadat tadi:

  1. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (asyhadu an laa ilaha illallah), intinya adalah tauhid
  2. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ (wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah), intinya adalah mutaba’ah atau meneladani Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Menit ke-1:47:52 Pembahasan yang kita bahas hari ini, yaitu masalah wali, mendapatkan perhatian spesial di hati para ulama kita. Makanya mereka menulis banyak kitab tentang masalah ini.

Hadits yang tadi kita baca, yang dijuluki oleh para ulama dengan hadits wali, Imam Asy-Syaukani Rahimahullah menulis satu buku khusus untuk menjabarkan makna hadits tadi. Judulnya adalah قطر الولي على حديث الولي. Ini adalah salah satu buku yang sangat bagus, yang sangat mahal isinya yang dijelaskan di dalamnya tentang siapakah wali Allah.

Kemudian juga sebelumnya Imam An-Nawawi Rahimahullah, beliau menjabarkan hadits tadi di dalam kitab beliau, Syarah Al-Arbain dengan penjabaran yang cukup ringkas. Kemudian dijabarkan lebih luas lagi oleh Imam Ibnu Rajab Al-Hambali di dalam kitab beliau Jami’ al-Ulum wa al-Hikam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, beliau mempunyai buku khusus membahas masalah ini, judulnya Al-furqon baina auliya al-rahman wa auliya al-syaitan (Pembeda antara walinya Allah dan walinya setan). Dalam kitab tersebut beliau membahas masing-masing cirinya. Semua dijelaskan dengan gamblang di dalam kitab tersebut.

K. Nasihat dan Penutup Tabligh Akbar Mencintai Wali-Wali Allah

Baca di sini: Nasihat dan Penutup Tabligh Akbar Mencintai Wali-Wali Allah

Mp3 Kajian Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba’

Sumber video: Radio Rodja – Tabligh Akbar: Mencintai Wali-Wali Allah (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq Al-Badr)

Mari turut menyebarkan kajian “Wali Allah Senantiasa Memurnikan Tauhid dan Ittiba'” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: